Headline24jam.com – GoTo Group telah mengkonfirmasi bahwa mereka tidak memiliki kesepakatan merger dengan Grab. Penjelasan ini disampaikan menyusul pernyataan Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, yang sebelumnya mengungkapkan adanya rencana merger antara dua platform ride-hailing terbesar di Indonesia tersebut. GoTo menekankan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan final terkait transaksi tersebut.
Dalam keterangan resmi yang diterima, R.A Koesoemohadiani, Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GoTo, menegaskan bahwa spekulasi terkait merger dengan Grab tidak berdasar. “Sampai saat ini, tidak ada keputusan maupun kesepakatan terkait hal tersebut,” ujarnya pada Selasa (11/11).
Pernyataan tersebut muncul setelah pernyataan Prasetyo yang telah mengkonfirmasi rencana merger antara dua perusahaan tersebut. Bahkan, Prasetyo menyebutkan adanya keterlibatan Danantara dalam proses korporasi, meskipun peran spesifiknya belum dijelaskan.
Posisi GoTo Menuju Profitabilitas
Koesoemohadiani juga menyatakan bahwa GoTo berada dalam posisi yang kuat untuk mencapai profitabilitas berkelanjutan. Rencana strategis yang jelas dan kemajuan signifikan menjadi pendorong utama bagi perusahaan saat ini.
“Setiap langkah yang diambil GoTo mematuhi regulasi yang berlaku, dengan fokus pada penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham serta menjaga kepentingan mitra pengemudi dan UMKM,” tambahnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen GoTo terhadap prinsip good corporate governance.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
GoTo juga mengumumkan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 November 2025. Perusahaan menegaskan bahwa agenda RUPSLB ini tidak terkait dengan rencana aksi korporasi apapun.
“Informasi lebih lanjut akan kami sampaikan sesuai dengan regulasi yang berlaku saat pemanggilan RUPSLB,” jelas Koesoemohadiani. Transparansi ini sangat penting, terutama mengingat tantangan kepercayaan investor yang pernah dihadapi GoTo.
Investasi dan Pengembangan Bisnis
Di sisi lain, Telkom telah memulai investasi di GoTo sejak 18 Mei 2023 dengan nilai investasi sebesar USD 150 juta, setara dengan Rp 2,1 triliun. Langkah ini memperlihatkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis GoTo ke depan.
Analisis dari LPEM FEB UI menunjukkan bahwa GoTo terus berupaya meningkatkan efisiensi operasional dan kesejahteraan mitra driver. Dalam konteks ini, meskipun isu merger dengan Grab terus beredar, keputusan akhir sepenuhnya berada di tangan pemegang saham.
Dengan informasi terbaru ini, industri teknologi dan transportasi online di Indonesia tetap mengalami dinamika yang menarik. GoTo, sebagai perusahaan publik, tetap berkomitmen pada transparansi dan akuntabilitas dalam setiap keputusan yang diambil.