
Headline24jam.com – Ancaman keamanan siber semakin meningkat seiring dengan kemunculan komputer kuantum yang memiliki kemampuan untuk memecahkan enkripsi konvensional. Para pemimpin bisnis di seluruh dunia harus segera mempersiapkan transisi menuju kriptografi pasca-kuantum (PQC) agar dapat melindungi data penting mereka. Seiring aksesibilitas teknologi kuantum yang meningkat, risikonya kini melibatkan aktor jahat.
Avishai Sharlin, Presiden Divisi dan GM di Amdocs Technology, menekankan urgensi situasi ini. “Hampir semua teknologi modern bergantung pada kriptografi untuk melindungi data kritis,” ujarnya. Dalam konteks ini, menerapkan PQC menjadi hal yang tidak bisa ditunda. Potensi ancaman yang muncul dari penggunaan kriptografi kuantum oleh pelaku kejahatan siber menjadi disclaimer yang perlu diwaspadai.
Kesiapan Global Menghadapi Ancaman Kuantum
Dari saat komputer kuantum menjadi lebih terjangkau, tantangan baru bagi perusahaan berpotensi meningkat. Untuk itu, banyak pemerintah di seluruh dunia tengah bersaing untuk menjadi pemimpin dalam penetapan standar keamanan siber. Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam menyusun pendekatan mengatasi ancaman ini.
National Cyber Security Centre (NCSC) Inggris telah meminta organisasi untuk beralih ke metode enkripsi tahan kuantum pada tahun 2035. Sementara itu, Amerika Serikat melalui NIST telah menyetujui algoritma enkripsi yang dirancang untuk menghadapi ancaman komputer kuantum. Hal ini menjadi langkah awal untuk membangun standar PQC global yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi.
Membentuk Pusat Keunggulan untuk Menghadapi PQC
Transformasi menuju keamanan kuantum bukanlah hal sepele. Proses ini memerlukan audit menyeluruh terhadap sistem yang ada dan resiko signifikan bagi bisnis jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk membentuk Pusat Keunggulan (Center of Excellence/CoE) sebagai langkah strategis.
CoE dapat menjadi wadah bagi para pemimpin untuk berkolaborasi dalam strategi transisi ke PQC. Mereka juga dapat melakukan audit terhadap aplikasi serta infrastruktur yang ada untuk mengidentifikasi titik lemah dan memitigasi risiko. Pendekatan terpusat ini terbukti efektif dalam menghadapi kompleksitas keamanan data seperti yang dilakukan oleh IBM dengan Guardium Data Security Center.
Mempersiapkan Talenta untuk Era Kuantum
Di tengah persaingan global dalam pengembangan teknologi kuantum, organisasi perlu memperhatikan pengembangan sumber daya manusia. Sekitar 44% bisnis mengakui adanya kesenjangan keterampilan dalam bidang teknologi. Melalui CoE, para pekerja dapat dibekali keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang akan datang.
Dengan kemajuan yang cepat dalam teknologi kuantum, seperti peluncuran chip kuantum oleh Microsoft, Google, dan IBM, adopsi PQC menjadi semakin mendesak. Peralihan ke PQC harus dilakukan dengan perencanaan matang agar organisasi dapat mengatasi pertimbangan teknis dan operasional tanpa mengabaikan aspek regulasi yang penting.
Kesimpulan
Kesiapan menghadapi ancaman kuantum tidak hanya melibatkan sistem TI, tetapi juga lintas fungsi dalam organisasi. Pusat Keunggulan berperan kunci dalam membimbing transisi ini. Dengan kepemimpinan yang baik dan kolaborasi antar departemen, organisasi yang mau beradaptasi akan dapat berkembang di era digital yang mengutamakan keamanan. Mengingat tantangan ini adalah besar, tindakan dini dan strategis sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan kepercayaan dalam keamanan siber.