
Headline24jam.com – Operator telekomunikasi utama di China, termasuk China Unicom, China Telecom, dan China Mobile, baru saja meluncurkan layanan eSIM setelah mendapatkan lisensi dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) pada 10 Oktober 2023. Peluncuran ini sejalan dengan debut iPhone Air, smartphone tertipis dalam jajaran iPhone 17 Series, yang menjadi pendorong adopsi eSIM di negara tersebut. Penjualan iPhone Air, yang pertama kali mendukung eSIM, laris manis, terjual habis dalam waktu singkat pada 17 Oktober.
Dukungan dari ketiga operator tersebut menunjukkan kekuatan pasar Apple di China, di mana pengguna menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap teknologi baru ini. CEO Apple, Tim Cook, juga hadir di China untuk mendukung peluncuran yang berkaitan dengan uji coba komersial eSIM.
Dukungan Regulator dan Pasar
Layanan eSIM bukan hanya sekadar inovasi, tetapi juga menandai tonggak sejarah penting bagi industri ponsel pintar di China. Teknologi ini menggantikan kartu SIM fisik, memungkinkan ponsel yang lebih tipis dan keamanan yang lebih baik dalam mengautentikasi perangkat. China Unicom, yang memimpin dengan 170.000 pemesan eSIM hingga 15 Oktober, menjadi pelopor dalam layanan eSIM sejak diluncurkan pertama kali pada 2018.
Namun, semua operator sempat menangguhkan layanannya pada 2023. Mereka mencatat bahwa mereka memerlukan waktu untuk melakukan pemeliharaan dan peningkatan. Kini, dengan kembali ke pasar, mereka optimis dapat memanfaatkan pertumbuhan ekosistem yang lebih luas.
Isu Keamanan dan Tantangan Di Masa Lalu
Terdapat dua faktor besar yang menyebabkan penundaan dalam penerapan teknologi eSIM ini. Pertama adalah masalah keamanan. Selama fase awal eSIM, terdapat lonjakan penipuan yang memanfaatkan celah keamanan, dengan laporan menunjukkan bahwa kasus penipuan meningkat 38% tahun lalu. Keamanan SIM seluler dianggap sebagai komponen penting untuk stabilitas nasional dalam konteks pengawasan.
Kedua, potensi disrupsi dalam industri telekomunikasi juga menjadi kekhawatiran. Dominasi operator terletak pada kemampuan mereka memasarkan SIM fisik, termasuk di daerah terpencil. Peralihan ke eSIM berpotensi memudahkan pelanggan beralih operator, yang dapat merugikan mereka.
Persaingan di Pasar Smartphone dan Global
Sementara itu, produsen ponsel China seperti Oppo, Vivo, Honor, dan Huawei bersiap untuk meluncurkan perangkat yang mendukung eSIM. Di seluruh dunia, lebih dari 400 operator telah mengadopsi teknologi ini, dengan hampir sepertiga pengguna 5G memilih layanan eSIM.
Walaupun China tertinggal dalam adopsi eSIM dibandingkan negara lain, diprediksi bahwa negara ini akan mengejar ketertinggalan dan mencapai satu perlima dari total koneksi eSIM global pada akhir tahun ini, menurut GSMA Intelligence.
Adopsi eSIM di Indonesia
Di luar China, Indonesia menunjukkan kemajuan serupa dalam adopsi teknologi eSIM. Sejak diluncurkan oleh Smartfren pada 2019, adopsi eSIM di Indonesia baru mencapai 5% dari total SIM card yang ada. Meskipun penetrasinya lambat, Indonesia diperkirakan akan terus mendukung pertumbuhan industri telekomunikasi melalui regulasi yang mendukung dan kemajuan dalam konektivitas IoT.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sudah mengeluarkan regulasi untuk memfasilitasi penggunaan eSIM. Permenkomdigi Nomor 7 Tahun 2025 yang ditandatangani oleh Menteri Komdigi Meutya Hafid pada April 2025 menjadi dasar hukum untuk penggunaan eSIM, mendukung keamanan data dan pengembangan teknologi komunikasi di Indonesia.
Dengan demikian, perkembangan eSIM di China dan Indonesia menunjukkan sebuah era baru dalam industri telekomunikasi yang dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan sehari-hari.