
Headline24jam.com – Pelaku bisnis event organizer kini memiliki cara baru untuk mengatasi kendala modal berkat fitur invoice financing dari PaDi UMKM. Fasilitas ini memungkinkan mereka mendapatkan pembiayaan dengan mengandalkan invoice, sehingga arus kas tetap lancar meskipun pembayaran dari klien baru diterima beberapa bulan kemudian.
Pentingnya Arus Kas bagi Bisnis
Arus kas yang sehat menjadi elemen kunci dalam menjaga keberlangsungan operasional sebuah bisnis. Tanpa cashflow yang memadai, pelaku usaha kesulitan memenuhi kewajiban harian seperti membayar gaji karyawan, sewa tempat, dan membeli bahan baku. PaDi UMKM, yang dikelola oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, hadir sebagai solusi digital untuk mengatasi tantangan cashflow yang sering dihadapi oleh UMKM.
Pengalaman Pemilik EO dengan Invoice Financing
Adi Setya Nugroho, pemilik PT Ziga Kreasi Utama yang sudah beroperasi selama 15 tahun, berbagi pengalamannya. “Kunci dari event yang mau kita jalankan adalah modal di awal. Tantangan bagi semua EO berkaitan dengan pendanaan. Pelunasan dari klien biasanya baru kami terima dua sampai empat bulan setelah acara selesai,” ujarnya.
Kondisi ini sering menyebabkan masalah arus kas di bisnisnya. Setelah bergabung sebagai seller di marketplace PaDi dua tahun lalu, ia menemukan solusi lewat fitur invoice financing yang ditawarkan.
Mekanisme Pemanfaatan Invoice Financing
Fitur invoice financing memungkinkan pelaku usaha seperti Adi mendapatkan modal kerja dengan menjjaminkan invoice yang mereka miliki. “Kami sudah mengajukan 15 pembiayaan. Kami menerima pencairan pinjaman hingga 80% dari invoice yang diajukan,” jelasnya.
Sebelum menggunakan layanan PaDi, Adi mengalami kesulitan dengan pihak ketiga yang mengenakan sistem bagi hasil hingga 10% dari total pinjaman dan prosedur yang rumit di lembaga keuangan lainnya. Dengan invoice financing dari PaDi, prosesnya menjadi lebih efisien dan cepat.
Dampak Positif Bagi UMKM
Sejak diluncurkan, fitur invoice financing dari PaDi UMKM telah dimanfaatkan oleh ratusan pelaku usaha, dengan total pembiayaan mencapai hampir Rp500 miliar. Walaupun seller dapat mengajukan pembiayaan hingga Rp5 miliar per invoice, pinjaman sekitar Rp100 juta justru lebih banyak diminati.
Akses terhadap modal usaha merupakan kebutuhan utama bagi UMKM untuk menjaga kelangsungan dan pengembangan bisnis mereka. PaDi UMKM memberikan fleksibilitas bagi seller untuk memilih jenis pembiayaan sesuai preferensi, baik konvensional maupun syariah.
Komitmen Terhadap Pelaku Usaha
EVP Digital Business & Technology Telkom, Komang Budi Aryasa, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung pelaku usaha lokal. “Kami yakin bahwa kekuatan ekonomi nasional terletak pada daya tahan dan pertumbuhan pelaku usaha lokal. Lewat PaDi UMKM, kami bertekad menghadirkan solusi digital yang mempermudah transaksi dan mendukung keberlangsungan usaha,” ungkapnya.
Setiap fitur yang dikembangkan, termasuk invoice financing, dirancang untuk mengatasi tantangan di lapangan dan mendorong ekosistem usaha yang inklusif, tangguh, dan kompetitif di era transformasi digital.
Digitalisasi di Sektor Keuangan
Solusi pembiayaan ini sejalan dengan tren digitalisasi sektor keuangan yang semakin pesat. PaDi UMKM telah menunjukkan komitmennya dengan program pinjaman hingga Rp2 miliar untuk setiap pelaku usaha, yang telah banyak membantu pengembangan UMKM di berbagai sektor.
Dukungan terhadap UMKM juga terlihat melalui berbagai kegiatan eksposisi, seperti PaDi UMKM Hybrid Expo 2025, yang bertujuan meningkatkan daya saing pelaku usaha lokal. Event ini menjadi platform penting dalam memperluas jaringan dan pemasaran produk UMKM.
Kesimpulan
Keberhasilan PaDi UMKM dalam mendukung ekosistem usaha digital terlihat dari pencapaian transaksi yang meningkat. Total transaksi platform ini mencapai Rp7,5 triliun dalam tiga tahun beroperasi, mencerminkan tingkat adopsi yang signifikan di kalangan pelaku usaha.
Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, pelaku usaha termasuk event organizer dapat memanfaatkan fitur invoice financing melalui www.padiumkm.id. Diharapkan, solusi pembiayaan ini dapat terus membantu mengatasi kendala cashflow dan mendorong pertumbuhan bisnis UMKM di Indonesia.