Headline24jam.com – Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah strategis dengan memilih teknologi internet alternatif yang lebih terjangkau daripada Starlink untuk memperluas akses digital di daerah terpencil. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa inovasi ini akan menyediakan koneksi internet cepat dan hemat biaya, terutama untuk mendukung pembelajaran jarak jauh di sekolah-sekolah terpencil di seluruh negeri.
Prabowo mengungkapkan bahwa teknologi terbaru ini siap untuk diimplementasikan dan dapat dipasang di setiap sekolah dengan biaya yang lebih rendah. “Yang sulit dapat internet, wifi, sekarang sudah ada teknologi, sangat murah. Starlink mungkin masih agak mahal untuk bayar tiap bulan. Tapi, sudah ada teknologi yang lebih murah,” jelasnya.
Teknologi internet alternatif ini diharapkan mampu memberikan cakupan yang setara dengan Starlink, menjangkau daerah-daerah yang sebelumnya sulit diakses oleh infrastruktur internet konvensional. Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, kemampuan jangkauan luas menjadi sangat penting.
Dukungan untuk Pembelajaran Jarak Jauh
Infrastruktur internet yang cepat dan murah ini akan menjadi fondasi bagi program pembelajaran jarak jauh. Dalam program ini, pemerintah akan mendistribusikan sebanyak 288 ribu perangkat Smart Panel ke seluruh sekolah, termasuk di daerah terpencil. Ini bertujuan untuk memberikan akses terhadap berbagai konten pembelajaran yang sulit dijangkau sebelumnya.
Prabowo memberikan contoh mata pelajaran seperti bahasa Inggris dan matematika yang sering kali dianggap sulit oleh siswa. Dengan adanya layar pintar, siswa dapat mengakses materi kapan saja untuk mendukung proses pembelajaran mereka.
Potensi Ekonomi Digital di Daerah Terpencil
Dengan implementasi teknologi internet yang lebih murah ini, pemerintah siap mengatasi hambatan biaya yang selama ini menghalangi digitalisasi pendidikan di wilayah terpencil. Hal ini memungkinkan anggaran pendidikan dialokasikan untuk kebutuhan lainnya yang tak kalah penting.
Starlink, yang dikelola oleh Elon Musk dan baru beroperasi di Indonesia sejak Mei 2024, menawarkan kecepatan tinggi namun dengan biaya berlangganan yang mencapai Rp479 ribu per bulan dan harga perangkat mulai dari Rp7,8 juta. Biaya tersebut dianggap terlalu tinggi bagi banyak sekolah dan masyarakat di daerah terpencil.
Kebijakan Berbasis Teknologi Lokal
Pilihan pemerintah untuk menggunakan teknologi alternatif mencerminkan komitmen terhadap solusi yang lebih berkelanjutan dan sesuai dengan kondisi lokal. Meskipun jenis teknologi yang akan digunakan belum disebutkan secara spesifik, pemerintah menjamin performa yang sebanding dengan layanan satelit komersial.
Kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat kemandirian teknologi digital nasional. Dengan tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi asing, Indonesia berpeluang membangun ekosistem digital yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi digital.
Mengurangi Kesenjangan Digital
Melalui inisiatif pemerataan akses internet, diharapkan kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pelosok dapat berkurang. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk membangun infrastruktur digital yang inklusif dan merata di seluruh Indonesia.
Dengan akses internet yang lebih terjangkau, masyarakat di daerah terpencil diharapkan dapat lebih aktif terlibat dalam ekonomi digital serta mendukung program transformasi digital nasional. Ini menunjukkan harapan yang jelas untuk menciptakan masa depan yang lebih baik melalui teknologi.