
Headline24jam.com – Strava, platform jejaring sosial untuk atlet, telah resmi menggugat Garmin Ltd. di Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Colorado pada 30 September 2025. Gugatan ini menuduh Garmin melakukan pelanggaran paten terhadap fitur Live Segments dan heatmaps yang digunakan pada produk jam pintar mereka. Strava meminta injunksi permanen untuk menghentikan penjualan produk Garmin yang mengandung teknologi milik mereka, dengan alasan telah menimbulkan “kerugian yang tidak dapat diperbaiki” bagi merek Strava.
Di dalam dokumen gugatan yang dikeluarkan, Strava mengklaim bahwa Garmin menggunakan fitur-fitur yang dipatenkan tersebut “dengan cara yang tidak pernah diizinkan atau dilisensikan oleh Strava.” Fitur-fitur yang dipermasalahkan mencakup Strava Live Segments, heatmaps, dan popular routing yang terdapat pada jam pintar premium seperti Garmin Fenix 8, Forerunner 970, dan Edge series untuk komputer sepeda.
Sebelumnya, Strava dan Garmin telah memiliki kerja sama melalui Master Cooperation Agreement (MCA) yang ditandatangani pada tahun 2015. Perjanjian ini memberikan izin penggunaan Strava Live Segments pada perangkat Garmin, namun dengan ketentuan bahwa Garmin tidak diperbolehkan “mengadaptasi, merekayasa balik, atau mendistribusikan” fitur tersebut untuk pengembangan mereka sendiri.
Tuduhan Pelanggaran dan Akses Informasi
Strava menuduh Garmin telah memanfaatkan akses yang diberikan untuk mempelajari dan menyalin fitur mereka secara mendetail sebelum merilisnya sebagai fitur Garmin. Perusahaan ini juga mengklaim telah berusaha menghubungi Garmin secara informal pada Juni dan Juli 2025 untuk meminta penghentian praktik tersebut, tetapi tidak mendapatkan respon.
Hal menarik lainnya adalah Garmin Live Segments telah diluncurkan publik sejak tahun 2015 tanpa adanya keberatan sebelumnya dari Strava. Namun, sikap Strava berubah setelah peluncuran Garmin Connect Plus dan Trails+ routes pada 2025, yang meningkatkan kompetisi antara produk Garmin dan layanan berlangganan Strava.
Sejarah Paten dan Klaim Pelanggaran
Strava pertama kali mematenkan teknologi Live Segments pada tahun 2011, diikuti dengan peluncuran Live Segments versi Garmin pada tahun 2014. Setahun setelahnya, kedua perusahaan sepakat untuk bekerjasama melalui MCA. Namun, hubungan yang semula bersahabat kini terjebak dalam sengketa hukum.
Untuk fitur heatmaps, Strava mengajukan paten pada Desember 2013. Paten ini mencakup teknologi pelacakan GPS yang digunakan untuk menentukan rute paling populer berdasarkan data pengguna. Fitur night heatmaps menjadi sorotan baru dengan fokus pada aspek keselamatan.
Meskipun Strava mengklaim bahwa fitur-fitur Garmin melanggar paten mereka, terdapat informasi menarik dari DC Rainmaker bahwa Garmin sebenarnya telah merilis heatmaps sejak awal 2013 dan merek lain seperti RaceShape telah mengembangkan teknologi serupa sejak 2012. Hal ini mungkin memberikan argumen bagi Garmin untuk membantah tuduhan pelanggaran paten.
Implikasi Bisnis dan Respons
Gugatan ini datang pada waktu yang kritis bagi Strava, yang sedang mempersiapkan penawaran umum perdana (IPO) dengan valuasi mencapai US$2,2 miliar. Dalam pernyataan kepada DC Rainmaker, Strava mengekspresikan bahwa “Garmin belakangan ini semakin agresif terhadap mitranya, dan Strava akan membela hasil kerja keras tim kami dalam membangun fitur unik.”
Sementara itu, Garmin memilih untuk tidak memberikan komentar mengenai kasus hukum yang sedang berlangsung. Sikap ini membuka kemungkinan bahwa Garmin dapat mengambil tindakan hukum balik terhadap Strava.
Strava menegaskan bahwa gugatan ini tidak bertujuan untuk mengganggu pengguna Garmin dalam menyinkronkan data mereka dengan aplikasi Strava, mengingat perusahaan sangat bergantung pada mitra jam pintar untuk data pengguna. Namun, perkembangan kasus ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap kolaborasi antara produsen wearable device dan platform fitness.
Potensi Dampak untuk Pengguna
Saat ini, pengguna jam pintar Garmin dan aplikasi Strava tidak akan terpengaruh langsung oleh gugatan ini. Namun, jika Strava memenangi gugatan, pengguna berisiko kehilangan akses ke beberapa fitur unggulan yang menjadi daya tarik utama perangkat Garmin.
Perkembangan kasus ini akan sangat menentukan arah kolaborasi antara produsen wearable dan platform fitness, sembari menguji batas-batas hak kekayaan intelektual dalam industri teknologi wearable yang terus berkembang.