Headline24jam.com – PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berencana melakukan divestasi dengan menjual 20-30% saham anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), kepada mitra strategis. Rencana ini muncul seiring dengan proyeksi harga wajar saham TLKM yang mencapai Rp 3.500, berdasarkan analisis dari BRI Danareksa Sekuritas. Penjualan saham ini bertujuan untuk membuka nilai tersembunyi dan meningkatkan efisiensi modal, sambil tetap mempertahankan kendali penuh atas TIF yang mengelola aset jaringan serat optik.
Rencana Divestasi dan Dampaknya
Telkom mengumumkan bahwa pengalihan saham TIF ini akan dilaksanakan setelah tahap kedua pemisahan usaha (spin-off) InfraCo selesai pada semester I-2026. Sebelumnya, perusahaan telah berhasil menyelesaikan tahap pertama pemisahan yang melibatkan transfer aset jaringan serat optik dengan nilai buku bersih Rp 35,7 triliun, termasuk utang sebesar Rp 14 triliun.
Menurut Kafi Ananta dan Erindra Krisnawan, analis BRI Danareksa Sekuritas, hasil divestasi diharapkan digunakan untuk pembayaran dividen rutin, dividen spesial, dan program pembelian kembali saham TLKM. “Penyelesaian tahap kedua ditargetkan pada pertengahan 2026, meskipun 5-7% aset mungkin tertunda karena perizinan kabel bawah laut,” jelas Kafi.
Proyeksi Pendapatan TIF
Manajemen TLKM memperkirakan bahwa InfraCo dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp 25 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 9-10 triliun saat memulai operasional. Valuasi transaksi tahap pertama menunjukkan EV/EBITDA sebesar 8,75 kali, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata perusahaan global yang mencapai 15 kali.
Tingkat utilisasi jaringan TIF saat ini berada di sekitar 40%, yang dinilai masih sub-optimal. Namun, pengelolaan yang lebih baik diharapkan dapat mendorong utilisasi ini ke tingkat yang lebih optimal, dengan proyeksi EVA/EBITDA yang wajar berkisar antara 9-12 kali.
Peluang Kenaikan Harga Saham
Analisis BRI Danareksa Sekuritas juga mengindikasikan potensi kenaikan harga wajar saham TLKM. Apabila valuasi TIF meningkat menjadi EV/EBITDA antara 11-15 kali dengan proyeksi EBITDA yang konservatif, harga wajar saham TLKM dapat melonjak hingga Rp 3.700-4.100.
Strategi spin-off dan penjualan saham TIF ini menjadi langkah penting bagi Telkom untuk mengoptimalkan nilai aset infrastruktur. Perusahaan juga aktif melakukan transformasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Investor kini akan memantau perkembangan rencana divestasi saham TIF dan dampaknya terhadap valuasi TLKM menjelang penyelesaian tahap kedua spin-off pada pertengahan 2026.